1. Android#
Android memanglah populer dikalangan pengguna smartphone, data[1] menunjukan bahwa Android menduduki peringkat pertama pengguna smartphone terbanyak. Namun, sebagian besar orang tidak mengetahui dengan menggunakan Android apakah Kita menggunakan Linux?
Artikel ini mengupas tuntas struktur Android, persamaan dengan Linux desktop, dan sejauh mana Android bisa disebut “Linux”.
Android menggunakan kernel Linux, apakah Android bisa disebut sebagai distribusi Linux?
pendahuluan
Memang benar bahwa Kernel Linux menjadi pondasi Android.Tetapi Android tidak bisa disebut sebagai distribusi Linux, karena Perbedaan utama terletak pada lapisan atas sistem pengguna dan lingkungan runtime yang sangat berbeda dari distribusi Linux:- Kernel Linux menangani beberapa tugas seperti manajemen memori, penjadwal tugas, dan driver hardware.
- Namun, di Android, kernel ini mendapat beberapa modifikasi khusus. seperti Binder, wakelocks, ashmem, dan lainnya.
Perbedaan Ruang Pengguna (User Space)
perbedaan
Linux umum dibangun di atas kernel dengan glibc GNU coreutils, Shell sepertibash
, Desktop Environment seperti GNOME atau KDE. Sedangkan Android menggunakan:- Bionic sebagai library
C
standar (alih-alih glibc), lebih ringan dan bersifat BSD-licensed - ART/Dalvik sebagai runtime Android, bukan native ELF executable seperti di Linux desktop
- Tidak ada X11 atau Wayland untuk GUI Android memakai framework UI di atas window server khusus mobile. Hasilnya? Aplikasi desktop Linux tidak akan berjalan langsung di Android. karena berjalan melalui runtime, Android Runtime (ART) atau Dalvik (di versi lama) untuk menjalankan aplikasi, bukan lingkungan eksekusi digunakan di Linux desktop, bukan library Linux.
- Bionic sebagai library
2. Android Bukanlah Distro Linux#
Pernyataan “Android adalah Linux” sebenarnya merujuk pada kernel yang sama (Linux), bukan keseluruhan sistem. Dalam teknisnya:
Ekosistem Aplikasi & Model Pengembangan
ekosistem
Android memiliki HAL (Hardware Abstraction Layer) untuk memudahkan developer akses hardware secara konsisten. Ini berbeda dari Linux desktop, yang bergantung pada driver kernel dan perangkat lunak pengguna untuk integrasi hardware.Aplikasi Android dibangun sebagai paket.apk
dan berjalan pada ART/Dalvik, bukan sebagai biner Linux seperti.deb
atau.rpm
. Perizinan aplikasi, siklus hidup, dan interaksi UI semua dibangun dalam kerangka Android khusus:- Runtime dan library: Bionic + ART/Dalvik
- Utilities: Toolbox/Toybox, bukan GNU coreutils
- GUI (Graphical User Interface): **Native Android UI**, bukan X window system Ini artinya Android bukan Linux seperti Umumnya, Android adalah platform terpisah yang dibangun di atas Linux kernel yang telah di kustomisasi.
Android Terbaru
android16
kernel terbaru dari Android, pun pada dasarnya menggunakan pondasi kernel Linux (versi 6.x), yang di modifikasi untuk Device.Pada Saat Artikel ini dibuat, Android 16 yang dijadwalkan rilis penuh pada akhir 2025 masih menggunakan kernel Linux sebagai pondasi utama. Namun, Google kini semakin agresif dalam mengembangkan Android Generic Kernel Image (GKI) dan menerapkan modularisasi kernel, yang membuat kernel Android semakin berbeda dengan Linux Desktop.
3. Keamanan Android#
Beberapa patch Android telah kembali ke kernel Linux utama, terutama driver hardware dan modul penting lainnya. Namun begitu banyak fitur yang tetap dipertahankan sebagai patch proprietary Google, menjadikan Android evolusi yang berbeda menjadikannya Sistem Operasi berdiri sendiri meskipun kernel-nya berbagi rumpun dengan Linux.
Android Sebagian Menyumbang Balik ke Kernel
ekosistem
Meskipun Tidak semua perubahan kontribusi di merge kembali ke kernel utama Linux, komunitas Android tetap berkontribusi ke ekosistem Kernel Linux, terutama dalam hal dukungan Hardware dan patch keamanan:- Kernel dari Linux memberikan banyak fitur keamanan
- SELinux diaktifkan secara default untuk membatasi akses
- APK memiliki permissions model di aplikasi
- Private Compute Core di Android 12 ke atas untuk isolasi data sensitif
Celah Keamanan
resiko
Beberapa celah kerentanan seperti Dirty COW masih bisa mengancam Android lawasInformasi tentang kerentanan yang dieksploitasi secara aktif setidaknya sejak Oktober 2016. menunjukkan bahwa memang masih rentan terhadap Kerentanan telah ada di kernel Linux sejak versi 2.6.22 yang dirilis pada September 2007
Kerentanan telah dipatch pada kernel Linux versi 4.8.3, 4.7.9, 4.4.26 dan yang lebih baru. Artinya sebagian Besar Sebelum 4.8.3 Masih Rentan Terhadap celah keamanan Dirty COWCek DeviceMengecek Kernel Pada Device Xiaomi Redmi Note 14 (Tanzanite)
Dan ya Disini versi kernel saya yaitu 5.10.209. sebagian besar Android sekarang sudah diatas kernel versi 4.x, terkecuali Jika kalian mempunyai old device. dan setidaknya kernel nya masih Dibawah versi 4.8.3, tidak menutup kemungkinan Kerentanan Celah Dirty COW Masih memungkinkan terjadi.
Kesimpulan#
Meskipun Android bukanlah distribusi Linux Android Merupakan Sistem Operasi yang berdiri dari Kernel Linux Yang dimodifikasi:
- Kernel: Kernel Linux yang sama (dengan patch Android-specific)
- Library: Bionic bukan glibc
- Runtime: ART/Dalvik, bukan ELF binary
- Utilitas & GUI: Toolbox + Android UI, bukan bawaan GNU/Linux desktop
- Fungsi & target: Perangkat mobile, bukan PC
Jadi, ketika orang bilang “Android itu Linux”, artinya hanya kernel nya yang menggunakan kernel Linux. Sisanya adalah perbedaan fundamental dalam arsitektur dan komponen lain di atas kernel. Pahami struktur ini agar kita tidak keliru membahas aplikasi atau keamanan Android seolah-olah mirip distro Linux desktop.
Referensi#
- Android Developers – Platform Architecture (Linux kernel, HAL, ART)
- Kernel - Android System Programming [Book]
- Controversy about whether Android is Linux or not.
- Notes on Android Architecture
- Bionic (software) - Wikipedia
- Chapter I - Introduction - The Evolution of Android’s Architecture
- Platform Architecture | Android Developers
- Forbes (via Quora) – Kernel changes in Android
- Wikipedia – ART, Dalvik
- Wired – Linux and Android code merge
- Wikipedia – Dirty COW vulnerability
FAQ#
Apakah Android adalah Linux?
Ya dan tidak. Android menggunakan kernel Linux sebagai pondasi, tetapi tidak menggunakan komponen ciri khas distribusi Linux seperti glibc, systemd, atau X11/Wayland. Android juga menggunakan Bionic sebagai libc-nya dan ART sebagai runtime, membuatnya sangat berbeda dari distro Linux pada umumnya.
Mengapa Android tidak disebut sebagai distro Linux biasa?
Karena Android tidak menjalankan userland Linux standar. Ia tidak memakai shell bash
sebagai default, tidak ada glibc, dan antarmuka utamanya bukan GUI X11/Wayland, tetapi berbasis Java/Kotlin dan ART.
Apakah Android bisa digunakan seperti Linux Desktop?
Secara bawaan tidak bisa. Namun, dengan akses root device atau tools seperti Termux, Linux Deploy, atau proot
, Android bisa menjalankan lingkungan Linux (seperti Arch, Ubuntu). Tapi, ini bersifat terbatas dan tidak sama dengan pengalaman desktop asli.